KEWIRAUSAHAAN
KONVEKSI BUSANA
MUSLIMAH
Disusun Oleh :
Nama Anggota / NPM
: 1. Farah Atikah Yanuarti /
32415476
2. Lily Widya kusuma / 33415834
3. Luthfi Hidayati / 33415905
4. Risma Aprilia W. / 36415072
5. Rizwan Kholiq / 36415219
6. Rudi Irawan / 36415294
Kelompok : 6 (Enam)
Kelas : 4ID08
Dosen : Bapak Eka Patriya,S.Kom.,M.M.
JURUSAN TEKNIK
INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI
INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Industri di Indonesia
telah berkembang pesat dengan masuknya
era industri revolusioner. Era tersebut mendorong setiap daerah di
Indonesia mengembangkan potensi industri yang dimilikinya. Adanya industri yang berdiri di suatu
daerah akan mendapatkan respon yang positif juga dari masyarakat di sekitarnya,
karena dapat membuka
peluang kerja, sehingga mengurangi jumlah pengangguran dan mengurangi angka
kemiskinan di Indonesia.
Keseharian manusia tidak
akan pernah lepas dari busana atau baju. Baju juga merupakan kebutuhan pokok
makhluk hidup terutama manusia. Oleh karena itulah kami akan menjalankan sebuah
perusahaan dalam bidang industri yang memproduksi baju yang diperkenakan oleh muslimah.
Dunia industri konveksi baju muslimah terus berkembang pesat
dan mengalami perubahan secara cepat mengikuti mode muslimah dunia.
Setiap pengusaha konveksi dituntut untuk terus berinovasi dan melahirkan
karya-karya baru agar dapat terus bersaing serta mendapatkan perhatian dari
calon konsumen. Persaingan ketat dunia industri ini, menyebabkan banyaknya
pengusaha yang gulung tikar. Oleh sebab itu, setiap pengusaha diharuskan
memiliki pengetahuan yang luas tentang manajeman usahanya, baik pengolahan
bahan baku, sumber daya manusia, serta keuangan agar dapat bertahan dan
memperoleh keuntungan yang optimal. Kesuksesan suatu perusahaan didukung pula
oleh manajemen rantai pasok yang tepat, baik di dalam maupun di luar perusahaan
agar distribusi dapat berjalan dengan lancar sampai di tangan konsumen.
1.2 Lokasi Tempat Usaha
Usaha Kecil Menengah (UKM) RISMA
KONVEKSI berdiri di antara pemukiman penduduk yaitu di Jl. Gamprit No.42 Jatiwaringin, Pondok Gede,
Kota Bekasi – Jawa Barat 17411 (sebelah
Masjid Muhajirin).
1.3 Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang
saat ini bekerjasama dalam satu ruang lingkup perusahaan adalah sebanyak 15 orang. Satu pimpinan, 3 staf (1 pembelian dan gudang, 1 desainer, dan 1 pemasaran), dan 11 karyawan (2 penjaga toko, 2 admin, 5 bagian produksi, dan 1
supir).
BAB II
MANAJEMEN OGRANISASI
2.1
Pemasok dan Kapasitas Pemasok
Dalam
mendapatkan bahan yang akan diproduksi bekerjasama dengan PT. GARMEN JAYA yang
memproduksi kain,
dalam satu bulan kami memesan kain dalam jumlah 100 gulungan kain. Dalam 1
gulungan terdapat 50m kain, jadi dalam satu bulan memesan 5000m kain. Untuk perlengkapan seperti
kancing, resleting, dan hiasan baju
kami memesannya pada UKM PERNAK PERNIK.
Dalam satu bulan biasanya membutuhkan 500 biji atau 40 lusin kancing, untuk resleting biasanya
membutuhkan 500 resleting setiap bulannya, sedangkan untuk hiasan baju tidak
menentu jumlahnya terkadang 200 ataupun 300 dalam setiap bulannya, karena
hiasan baju disesuaikan dengan model baju yang dibuat. Kemudian untuk benangnya
dalam satu bulan kami membutuhkan 300
gulung benang yang besar. Benang ini kami memesannya juga dari PT. GARMEN JAYA, sehingga apabila kami memesan biasanya
bersamaan dengan ketika kami memesan kain.
2.2 Aspek Teknik Produksi
Kebutuhan
mesin dan peralatan dalam
menjalankan aktivitas yang dilakukan
setiap hari membutuhkan beberapa
mesin dan peralatan sebagai berikut :
1.
Mesin jahit
2.
Mesin
border
3.
Mesin
penghitung uang
4.
Filling cabinet
5.
Komputer
6.
Telepon
7.
Mesin
pengganda
8.
AC
9.
Pencetak
kancing
10.
Alat tulis kantor
2.3 Pola Manajemen
Dalam
kegiatan produksi semua bagian akan bekerjasama. Sebelum melakukan kegiatan produksi,
terlebih dahulu melakukan perundingan.
Setelah mencapai kesepakatan fashion
seperti apa saja yang
akan kami ambil dan mempertimbangkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
melakukan proses produksi. Staf
pembelian akan menghubungi industri kain yang bekerjasama
dengan kami untuk memesan kain dan
aksesoris yang dibutuhkan.
Setelah mendapat
kesepakatan, staf atau bagian desain baju untuk memberikan gambar pola dan
ukuran baju yang akan di produksi. Kemudian karyawan produksi yang bertugas membuat pola baju akan
menggambar pola baju di atas kain yang telah di tetapkan. Setelah kain tersebut
digunting sesuai dengan pola yang di inginkan. Kain yang telah berbentuk pola
tersebut akan disalurkan ke karyawan yang bertugas untuk menjahit. Apabila kain
tersebut telah berbentuk baju akan langsung diberi hiasan atau kelengkapan yang
sesuai dengan fashion yang telah
ditentukan dan membordirnya apabila baju tersebut memerlukan motif border.
Apabila
semua baju sudah selesai prosesnya maka baju-baju tersebut akan disalurkan pada
karyawan yang berada dibagian pengemasan. Setelah pengemasan selesai maka admin memeriksa dan mencatat produk yang
telah diproduksi hari itu. Setelah produk benar-benar siap untuk dipasarkan. Kepala
bagian pemasaran akan mendata produk yang akan dikirimkan ke tempat-tempat yang
berbeda. Setelah pendataan selesai maka para reseller mengambil
barang atau meminta dikirimkan
sesuai
dengan tujuan.
2.4 Aspek Pemasaran
Kami bekerjasama dengan
industri kain sehingga kami tidak perlu membuat kain sendiri. Volume permintaan
barang konsumsi industri cukup tinggi, namun hal ini dapat diimbangi dengan
volume penjualan yang cukup tinggi pula. Produksi yang kami hasilkan adalah
sebanyak 50-70
potong baju perhari dengan beberapa model dan ukuran yang berbeda-beda.
Cara untuk menyalurkan
produk ke tangan konsumen adalah dengan cara mengerahkan beberapa reseller yang
nantinya akan mengirim barang dengan menyebar ke beberapa wilayah di Indonesia dan ada yang dijual langsung, baik offline atau online store.
Harga yang ditetapkan untuk satu potong baju disesuaikan dengan tingkat
kerumitan, jenis bahan
dan banyaknya bahan
yang digunakan. Harga yang tawarkan bervariasi mulai dari harga Rp50.000 sampai
Rp300.000. Target pemasaran adalah butik, toko-toko baju muslim baik toko besar maupun toko kecil.
2.5 Persoalan limbah
Suatu kegiatan dalam
industri pasti menimbulkan limbah. Termasuk juga dengan industri konveksi yang
memiliki limbah kain sisa atau kain perca. Hal tersebut dapat diatasi dengan
cara menampungnya dan kemudian menjualnya pada industri rumahan yang
memproduksi boneka, sehingga limbah kami masih tetap dimanfaatkan dan tidak
mengganggu penduduk yang tinggalnya tidak jauh dari perusahaan kami.
BAB
III
ASPEK
FINANSIAL
3.1
Target
Penjualan
Target penjualan ini menjadikan RISMA KONVEKSI menjadi lebih termotivasi dalam
memajukan dan mencapai target-target yang dijalankan. RISMA KONVEKSI memiliki target penjualan yang
berbeda-beda, hal tersebut
dipengaruhi oleh musim atau saat Hari Raya atau akhir tahun tiba. Berikut ini merupakan target
penjualan dari RISMA KONVEKSI.
Tabel Target Penjualan Risma Konveksi
DAFTAR TARGET
PENJUALAN
|
|||
NO.
|
JENIS PAKAIAN
|
TARGET PENJUALAN
(PC/HARI)
|
KETERANGAN
|
1
|
GAMIS
|
40
|
HARI
BIASA
|
60
|
HARI
RAYA
|
||
2
|
BLOUSE
|
30
|
HARI
BIASA
|
50
|
HARI
RAYA
|
Target penjualan menjadikan patokan dan
evaluasi setiap fakta atau pamasukan secara aktual dari laporan keuangan yang
ada. Laporan keuangan merupakan hal penting karena
catatan atau rangkuman dari semua transaksi yang dilakukan
oleh perusahaan. Berikut laporan keuangan pada RISMA KONVEKSI yang terjadi pada bulan April
2019.
3.2
Modal
Investasi dan Modal Kerja
A.
Modal Investasi
·
Tanah+Bangunan
350m² Rp1.000.000.000
·
Mesin Jahit, Etalase, Display Rp27.000.000
·
ATK Rp3.000.000
Jumlah Rp1.030.000.000
B.
Modal Kerja
·
Kain 100 gulungan (5000m) Rp75.000.000
·
Benang 500 gulung Rp2.500.000
·
Bahan pembuatan perlengkapan baju Rp2.000.000
·
Tagihan
Listrik + Air + Tlp Rp2.500.000
Jumlah Rp82.000.000
C.
Biaya
Tenaga Kerja
·
Pemimpin
(1) Rp3.500.000
·
Staf
(3) @Rp4.000.000 Rp12.000.000
·
Karyawan
Produksi (5) @Rp3.300.000 Rp16.500.000
·
Admin
(2) @Rp2.200.000 Rp4.400.000
· Penjaga Toko (2) @Rp2.000.000 Rp4.000.000
· Supir (1) Rp2.000.000
Jumlah Rp42.400.000
Tabel Penjualan Risma Konveksi Pada Bulan April 2019
3.3
Laba Perusahaan
Laba = Pendapatan – Pengeluaran
Total pendapatan pada bulan April 2019 yaitu Rp133.740.000.
Pengeluaran dengan nilai yang sama pada tiap bulan yang harus dikeluarkan yaitu
modal kerja (B) sebesar Rp82.000.000 dan
biaya tenaga kerja (C) Rp42.400.000. Sehingga laba atau keuntungan yang didapat
sebesar:
Laba = Rp133.740.000 – (Rp82.000.000 +
Rp42.400.000)
= Rp133.740.000 – Rp124.400.000
= Rp9.340.000
BAB IV
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan
keseluran pembahasan tersebut adalah jika dalam mendirikan sebuah perusahaan
industri khususnya konveksi
pakaian muslimah, membutuhkan persiapan yang benar-benar
matang mulai dari wawasan yang luas, mental dan modal serta kemampuan dalam
mengelola peluang yang ada. Menjalankan
produksi harus mengetahui cara pemasaran yang tepat dan menerapkan pola
manajemen yang sesuai dengan keadaan di lingkungan kerja, serta harus dapat
bersosialisasi maupun bekerja sama dengan masyarakat sekitar agar masyarakat terus
mendukung kinerja yang ada.
Laporan keuangan atau pemasulam pada bulan April diketahui belum memenuhi
target perusahaan. Oleh sebab itu disarankan perusahaan terus mengembangkan dan
meningkatkan penjualan dengan membuat atau membuka online store diberbagai market
place ternama di Indonesia, serta terus update
katalog terbaru diberbagai media sosial serta menyertakan testimoni para
pelanggan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar