Kamis, 17 Maret 2016

MASALAH SOSIAL TENTANG PERILAKU MENYIMPANG

Di dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita selalu dihadapkan oleh permasalahan-permasalahan. Baik masalah pribadi, maupun masalah yang ada di ruang lingkup masyarakat ,yang biasa disebut masalah sosial. Masalah sosial yang akan dibahas kali ini adalah masalah sosial mengenai perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang ini tentunya akan sangat mengganggu ketentraman di dalam kehidupan masyarakat. Masalah sosial terutama perilaku menyimpang ini akan sangat meresahkan masyarakat, karena perilaku menyimpang akan merusak moral dan norma-norma masyarakat  yang sudah dijaga sejak dahulu

Pengertian Perilaku menyimpang itu sendiri adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat. Sedangkan pelaku yang melakukan penyimpangan itu disebut devian (deviant). Perilaku Menyimpang secara umum dibagi menjadi 2 jenis, yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Ciri penyimpangan primer ini bersifat temporer atau sementara, tidak dilakukan secara berulang-ulang dan masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Contohnya: pengemudi yang sesekali melanggar lalu lintas. Sedangkan penyimpangan sekunder adalah Penyimpangan yang dilakukan secara terus menerus sehingga para pelakunya dikenal sebagai orang yang berperilaku menyimpang. Misalnya orang yang mabuk terus menerus. Perilaku meyimpang tersebut bisa dilakukan oleh individu atau kelompok, yang tentunya sangat rentan terjadinya kriminalitas dan akan mengganggu keamanan lingkungan masyarakat.

Perilaku menyimpang itu sendiri biasa terjadi di lingkungan masyarakat yang tidak  menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan moral bangsa. Menurut Edwin M. Lemert, seseorang menjadi orang yang menyimpang karena proses labelling berupa julukan yang ditujukan oleh masyarakat ataupun lingkungan sosialnya. Mula-mula seseorang akan melakukan penyimpangan primer (primary deviation) yang mengakibatkan ia menganut gaya hidup menyimpang (deviant life style) yang menghasilkan karir menyimpang (deviant career). Bentuk-bentuk perilaku menyimpang antara lain, penyalahgunaan narkoba, penyimpangan sosial, alkoholisme, kenakalan remaja, dan lain-lain.

Perilaku menyimpang ini juga dapat bersumber dari Unsur budaya menyimpang meliputi perilaku dan nilai-nilai yang dimiliki oleh anggota-anggota kelompok yang bertentangan dengan tata tertib masyarakat. Contoh kelompok menyimpang diantaranya kelompok penjudi, pemakai narkoba, geng penjahat, dan lain-lain. Perilaku menyimpang juga dapat dipengaruhi oleh Proses belajar yang tidak sesuai dengan norma-norma agama dan masyarakat, melalui interaksi sosial dengan orang lain, khususnya dengan orang-orang berperilaku menyimpang yang sudah berpengalaman. Penyimpangan inipun dapat belajar dari proses belajar seseorang melalui media baik buku, majalah, koran, televisi dan sebagainya.

Pada akhirnya perilaku menyimpang tersebut harus segera diberantas dan ditanggulangi, baik oleh masyarakat itu sendiri maupun instansi pemerintah yang berwewenang. Perilaku menyimpang ini harus di tanggulangi dengan menanamkan nilai-nilai agama dan norma masyarakat melalui pendidikan di sekolah atau pendidikan moral yang disampaikan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Karena pencegahan sejak dini lebih baik dibanding harus memperbaiki perilaku menyimpang yang sudah berkembang dimasyarakat.

Sehingga dapat disimpulkan kita sebagai masyarakat bangsa yang menjunjung tinggi ideologi bangsa, harus menanamkan nilai-nilai dan moral bangsa pada calon penerus bangsa, dan memberantas segala bentuk perilaku menyimpang yang terjadi. Hal ini tentunya akan mengurangi angka kriminalitas yang ada di lingkungan masyarakat. Maka dari itu sebagai masyarakat bangsa yang baik, beragama, dan bermoral, kita harus bisa meminimalisir kasus perilaku menyimpang yang ada di lingkungan sekitar kita, seperti lingkungan rumah, sekolah ,dan lain-lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar